Laman

07 Maret 2009

Kitab Talmud / Mishnah

Talmud adalah kitab terpenting bagi kaum Qabalis Yahudi bahkan melebihi kitab Taurat. Terpenting bukan saja sebagai sumber penetapan hukum agama, melainkan menjadi ideologi serta arahan bagi penyusunan kebijakan negara dan pemerintahan Yahudi Israel. Itulah sebabnya Yahudi Israel disebut sebagai negara yang rasis, chauvanistik, theokratik, konservatif dan dogmatik.
Di kalangan Yahudi, Talmud diklaim sebagai ajaran Nabi Musa yang disampaikan secara lisan, bukan yang tertulis dalam Taurat. Ketika Nabi Isa diutus, beliau mengutuk tradisi ‘mishnah’ dan ajaran-ajaran yang menyimpang dari Taurat. Berikut ini adalah sejumlah contoh ajaran yang menyimpang dari kebenaran wahyu samawi, saya kutip dari buku Z.A. Maulani, Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia:

  1. Ketaatan mutlak kepada para rabbi sebagai pemegang otoritas tafsir Talmud. “Barangsiapa tidak taat kepada rabbi mereka akan dihukum dengan cara dijerang dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka”. Erubin 2b.
  2. Boleh melakukan kejahatan asal tidak dikenali sebagai Yahudi. “Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan kejahatan (zina[?]), maka hendaklah ia pergi ke suatu kota di mana ia tidak dikenal orang, dan lakukanlah kejahatan itu di sana”. Moed Kattan 17a.
  3. Menganiaya orang Yahudi dianggap kafir dan pelakunya harus dibunuh, tapi tidak sebaliknya. “Jika seorang kafir menganiaya orang Yahudi, maka dia harus dibunuh”. Sanhedrin 58b.
  4. Orang Non-Yahudi adalah budak pekerja sukarela. “Seorang Yahudi tidak wajib membayar upah kepada orang kafir yang bekerja kepadanya”. Sanhedrin 57a.
  5. Di mata hukum, orang Yahudi memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada Non-Yahudi. “Jika lembu seorang yahudi melukai lembu orang Kan’an, tidak perlu ada ganti rugi. Jika lembu orang Kan’an melukai lembu orang Yahudi, maka orang itu wajib membayar ganti rugi sepenuh-penuhnya”. Baba Kamma 37b.
  6. Harta benda milik orang Non-Yahudi adalah hak milik yang halal bagi orang Yahudi. “Tuhan tidak mengampuni orang yahudi yang mengawinkan anak perempuannya kepada orang tua, atau memungut menantu bagi anak laki-lakinya yang masih bayi, atau mengembalikan barang hilang milik orang Cuthea (kafir, bukan Yahudi)”. Sanhedrin 57a.
  7. Mencuri dan membunuh orang Non-Yahudi adalah halal. “jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea, tidak ada hukuman mati. Apa yang dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya”. Sanhedrin 57a. “Kaum kafir adalah di luar perlindungan hukum dan Tuhan membukakan uang mereka untuk Bani Israel”. Baba Kamma 37b.
  8. Segala tipu daya untuk kepentingan Yahudi adalah halal. “Orang Yahudi boleh berdusta untuk menipu orang kafir”. Baba Kamma 113a.
  9. Bangsa Non-Yahudi adalah najis dan setara dengan binatang. “Semua anak keturunan orang kafir (bukan Yahaudi) tergolong sama dengan binatang”. Yabamoth 98a. “Anak perempuan orang kafir (bukan Yahudi) sama dengan ‘niddah’ (najis) sejak lahir”. Abodah Zarah 36b. “Orang kafir (bukan Yahudi) lebih suka berhubungan seks dengan lembu”. Abodah Zarah 22a-22b.
  10. Bangsa Yahudi adalah manusia pilihan sedang Non Yahudi adalah sampah yang mesti dimusnahkan. “Engkau disebut manusia (Adam), tetapi ‘goyim’ tidak disebut sebagai manusia”. Ezekiel 34:31. “Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon ben Yohai, ‘Tob shebe goyim harog’ (Bahkan goyim yang baik sekalipun seluruhnya harus dibunuh)”. Perjanjian Kecil, Soferim 15, Kaedah 10.

Orang Yahudi menyebut Non-Yahudi dengan banyak istilah, yang paling sering adalah: “kafir”, “cuthea” dan “goyim”. Ini mengingatkan saya pada sindiran-sindiran tajam JK. Rowling dalam serial Harpot (Harry Potter) yang menggambarkan Zionis Israel sebagai Lord Voldemort dan pengikutnya sebagai kelas penyihir Salazar Slytherin yang berdarah murni dengan lambang ular, dan di pihak lain digambarkan sebagai muggle (penyihir berdarah campuran). Dan di film The Lord of The Rings disindir dengan sebutan hobbit dan pemujaan pada Lucifer lebih gamblang divisualkan dalam “Sang Mata”.

Masih sederetan panjang ajaran-ajaran selain yang telah saya kutipkan di atas yang membuat kita mafhum mengapa sepak terjang kekejaman pembantaian Zionis Israel demikian brutal. Di Purim, 25 Februari 1994, seorang perwira AD Israel, Baruch Goldstein (Yahudi Orthodoks dari Brooklyn) membantai + 40 orang muslim termasuk anak-anak tatkala mereka sedang berjamaah di masjid. Goldstein adalah pengikut mendiang Rabbi Mesir, Kahane, yang menyatakan secara terang-terangan kepada kantor berita CBS News bahwa ajaran yang dianutnya menyatakan orang-orang Arab itu tidak lebih dari pada anjing sesuai ajaran Talmud.

Ehud Sprinzak, profesor di Universitas Jerusalem, menjelaskan tentang falsafah Kahane dan Goldstein, “Mereka percaya adalah telah menjadi iradat Tuhan, bahwa mereka diwajibkan untuk melakukan kekerasan terhadap ‘goyim’, sebuah istilah Yahudi untuk orang-orang Non-Yahudi”.

Sumber :www.shodiqielhafily.wordpress.com oleh Shodiqiel Hafily

Tidak ada komentar: